PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kandidiasis adalah penyakit
yang disebabkan oleh spesies Candida
albicans, yang bersifat akut subakut. Penyakit ini terjadi diseluruh dunia,
dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya
terdapat pada orang sehat sebagai organisme saprofit. Gambaran klinisnya
bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data penyebarannya dengan tepat.
(Djuanda,2008). Sebagian
besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat
mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan. Bayi baru lahir rentan
terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa. Sistem kekebalan
tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih
sering terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan.
Sariawan oral thrush, yang disebabkan jamur Candida
albicans.
Sebelumnya
penelitian ini telah dilakukan oleh Abi Hakim Al-Iman tahun 2010 mengenai
“Pengaruh Penambahan Sukrosa pada Media Modifikasi CMA (Corn Meal Agar) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans”, tetapi masih banyak kekurangannya seperti
panjang pseudohifa yang masih belum dilakukan, masih menggunakan satu strain,
dan masih menggunakan biakan murni Candida
albicans. Sehingga peneliti ingin melanjutkan penelitian apa yang masih
menjadi kekurangan dari penelitian sebelumnya.
Berdasarkan latar
belakang tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian lebih lanjut
mengenai “ Gambaran Morfologi Mikroskopik dan Makroskopik Candida albicans pada Medium CMA (Corn Meal Agar) Modifikasi ”.
1.2 Tujuan Penelitian
Membuktikan bahwa media CMA (Corn Meal Agar) modifikasi dapat digunakan untuk identifikasi jamur
Candida albicans sehingga dapat
digunakan sebagai media alternatif pengganti CMA (Corn Meal Agar) formula.
1.3 Tinjauan Pustaka
1.3.1
Morfologi Candida albicans
Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (Corn
Meal Agar), agar tajin (Rice Cream Agar) atau agar dengan 0,1%
glukosa terbentuk klamidospora terminal berdinding tebal dalam waktu 24-36 jam. (Darmani,
2001). Pada sediaan mikroskopik,
Candida albicans tampak sebagai ragi
lonjong, dan sel-sel bertunas, gram positif yang memanjang menyerupai hifa
(pseudohifa). (Jaweitz, 1996). Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang
luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini
dapat tumbuh dalam pembenihan pada suhu 28oC - 37oC. Candida
albicans membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber
energi untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. Unsur karbon ini dapat
diperoleh dari karbohidrat. (Darmani, 2001)
1.3.2
Patogenitas dan Virulensi
Oral
thrush adalah kandidiasis selaput lendir mulut, termasuk bibir, lidah,
langit-langit mulut, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan
plak-plak putih yang menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang
meninggalkan permukaan perdarahan mentah.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi
yang baru lahir, bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan
buruk, serta pasien dengan imun lemah. Pada bayi, sumber infeksi bisa berasal
dari vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan
(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu ibu
yang tidak bersih.
Candida albicans sebetulnya normal,
dalam jumlah yang sedikit. Bila terdapat faktor predisposisi, yaitu keadaan yang
menguntungkan pertumbuhan jamur tersebut, maka Candida albicans dapat menimbulkan penyakit primer atau sekunder.
1.3.3
CMA
(Corn Meal Agar)
Komposisi
Corn Meal Agar (CMA) formula terdiri
dari 2 gram Corn Meal (berasal dari 50 gram ekstrak jagung) yang ditambah
dengan 15 gram agar untuk pemakaian 1000 mL (Bridson, 1998). Prinsip Corn Meal
Agar : Corn Meal mengandung Karbon, Nitrogen dan Vitamin sehingga jamur dapat tumbuh
pada Corn Meal Agar, sedangkan agar berfungsi sebagai pemadat. Komposisi Corn Meal Agar modifikasi terdiri dari
tepung maizena yang terbuat dari jagung sebagai sumber karbon, gula pasir
sebagai karbohidrat yang menjadi sumber energi, dan agar-agar batangan sebagai
pemadat.
1.3.4
Germ
Tube Test
Uji
pembentukan Germ tube hanya digunakan
untuk mengidentifikasi spesies Candida
albicans. Pada uji Germ tube
media yang digunakan adalah bahan yang mengandung faktor protein, seperti putih
telur, serum dan plasma. Candida albicans
pada media serum akan membentuk germ tube
karena pada media serum mengandung protein yang dibutuhkan sebagai stimulan sel
ragi untuk merubah bentuk (Tjampakasari, 2006). Pada umumnya prosedur
pemeriksaan germ tube Candida albicans
yang dilaksanakan di laboratorium menggunakan serum manusia, sebagai media
serum manusia diketahui mengandung protein sebanyak 7% (Depkes, 1989).
Germ tube test dari Candida albicans tidak mempunyai
rangkaian atau struktur seperti asalnya, material sel yang baru yang menyusun germ tube memperlihatkan bentuk
pseudohifa yang diperoleh dari proses pertunasan blastospora (Oktari, 2007). Faktor yang mempengaruhi germ tube adalah waktu inkubasi dan suhu. (Tjampakasari, 2006).
2.1 Metode Penelitian
2.1.1
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat
eksperimen
yaitu adanya perlakuan terhadap sampel kemudian diukur pengaruhnya terhadap
sampel.
2.1.2
Desain
Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Static Group Comparison.
2.1.3
Populasi
dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah isolat primer
Candida albicans dari selaput lendir mulut. Sedangkan sampel dalam penelitian
ini yaitu isolat primer Candida albicans dari
selaput lendir mulut 10 bayi di Pasir Gunting Cimenyan.
2.1.4
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Lababoratorium
Biologi STA Bakti Asih Bandung Jl. Padasuka Atas No.233 Bandung yang dilaksanakan
pada bulan 25 Juni – 14 Juli 2011.
2.1.5
Alat,
Bahan dan Metode
2.1.5.1
Alat
Cawan petri, batang pengaduk, gelas kimia 250 mL, kaki tiga, kasa asbes, neraca analitik, kaca objek, kaca penutup, mikroskop, lensa Objektif berskala, inkubator, ose tusuk, tabung reaksi, kapas steril, pH universal, jangka sorong, bunsen, erlenmeyer 250 mL, dan 500 mL, otoklaf dan kertas timbang
2.1.5.2
Bahan
Isolat primer , Corn Meal Agar (CMA), tepung maizena, Alkohol
70%, gula pasir, agar batang, LPCB (Lactophenol Cotton Blue)
2.1.5.3
Metode
Metode
yang digunakan adalah mikroskopik dan makroskopik
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan Makroskopik
|
|
|
Gambar koloni Candida
albicans pada media CMA formula hari ke-5
Gambar koloni Candida
albicans pada media CMA modifikasi hari ke-5
3.2 Hasil pengamatan mikroskopik
Gambar pseudohifa Candida albicans pada media CMA formula
Gambar pseudohifa Candida albicans pada media CMA
modifikasi
3.3
Analisis Data
Ringkasan hasil
perhitungan ANOVA Two-Ways
Source of Variation
|
SS
|
Df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Rows
|
4.75335
|
19
|
0.250176
|
5.251287
|
8.4932E-08
|
1.725029
|
Columns
|
72.70679
|
4
|
18.1767
|
381.5351
|
1.8315E-49
|
2.492049
|
Error
|
3.620712
|
76
|
0.047641
|
|
|
|
Total
|
81.08085
|
99
|
|
|
|
|
Ringkasan hasil
perhitungan Uji T
|
Variable 1
|
Variable 2
|
Mean
|
443.3
|
433
|
Variance
|
8426.455556
|
15012.22
|
Observations
|
10
|
10
|
Pearson
Correlation
|
0.87844964
|
|
Hypothesized
Mean Difference
|
0
|
|
Df
|
9
|
|
t Stat
|
0.537037322
|
|
P(T<=t)
one-tail
|
0.302131315
|
|
t
Critical one-tail
|
1.833112923
|
|
P(T<=t)
two-tail
|
0.604262631
|
|
t
Critical two-tail
|
2.262157158
|
|
3.4 Pembahasan
Hasil dari pengamatan secara makroskopis dan
mikroskopis, kemudian di uji secara perhitungan statistik untuk pemeriksaan
makroskopis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diameter
koloni Candida albicans pada media CMA (Corn Meal Agar) modifikasi dan CMA (Corn Meal Agar) formula, sedangkan untuk
pemeriksaan mikroskopis tidak terdapat perbedaan panjang
pseudohifa Candida albicans pada media CMA (Corn Meal Agar) modifikasi
dan media CMA (Corn Meal Agar) formula.
KESIMPILAN DAN
SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
penelitian yang telah ditelaah maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat
perbedaan diameter koloni Candida
albicans pada media CMA (Corn Meal Agar) modifikasi dan CMA (Corn Meal Agar) formula. Sehingga media CMA formula lebih
baik digunakam daripada media CMA modifikasi dalam pengukuran diameter koloni Candida albicans.
- Tidak terdapat perbedaan
panjang pseudohifa Candida albicans
pada media CMA (Corn Meal Agar) modifikasi dengan
CMA (Corn Meal Agar) formula.
Sehingga media CMA modifikasi dapat
dijadikan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan pseudohifa Candida albicans.
4.2 Saran
Diharapkan adanya penelitian lanjutan
agar metode ini dapat disempurnakan sehingga benar-benar dapat direkomendasikan
dan dipublikasikan sebagai media alternatif. Bagi para peneliti yang ingin
melanjutkan penelitian ini diharapkan :
1. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan isolat primer selain
selaput lendir pada lidah.
2. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan konsentrasi gula pasir
yang ditambahkan pada CMA modifikasi selain 0,3%
DAFTAR PUSTAKA
__________. (2010). Karakteristik Candida albicans. (Online). Tersedia :
__________.
(2010). Oral Thrush penyakit mulut pada bayi. (Online). Tersedia: http://ummukautsar.wordpress.com
(30 Oktober 2011)
Al-Iman,
A.H (2010). Tugas Akhir, Pengaruh
Penambahan Sukrosa pada Media Modifikasi CMA (Corn Meal Agar) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albicans. Bandung : Sekolah Tinggi Analis Bakti
Asih
Arianaga, Eveline. (2008). Gambar Candida albicans. (Online). Tersedia
: http://adasidna.blogspot.com/2008/03/candidiasis-patogenesis-dan.html
( 6 Februari 2011)
Bridson,E.Y.(1998).The Oxoid Manual, edisi 8. Jakarta : PT
Dipa Pharmalab Intersains
Darmani, E.H. (2001). Hubungan Antara Pemakaian AKDR dengan
Kandidiasis Vagina. Jurnal Hayat.FKUSU, Sumatra Utara.
DEPKES, R.I.(1989). Hematologi. Jakarta
Djuanda, Adhi.(2008).Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
ke-5.Jakarta : FKUI
Gandsuhada, Srisari. dkk.
(1998). Parasitologi Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Hendrawati, Y.D. (2007). Klasifikasi Candida albicans. (Online). Tersedia : http://yosephine-dian-hendrawati-078114110
candida.pdf (21 Juli 2010)
Jaweitz, Melnick &
Adelberg.(1996). Mikrobiologi Kedokteran.Edisi-20. Jakarta : EGC
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP
Data
Pribadi
|
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal lahir :
Selakau, 30 November 1989
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kuala Selakau RT 04 RW 05
Kec.
Selakau Kab. Sambas -
Kalimantan
Barat
Nomor telepon :
085221387060
Riwayat
Pendidikan
1996
– 2002 : SD Negeri 19 Kuala
2002
– 2005 : SMP Negeri 1 Selakau
2005
– 2008 : SMA Negeri 2
Singkawang
2008 – 2011 : STA Bakti Asih Bandung D3 Analis Kesehatan
Pengalaman
Praktek
Praktek Pengenalan
Kerja di Puskesmas Muhammad Ramdan Kota Bandung
Praktek Kerja Lapangan
di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon
Pengalaman Organisasi
2009
– 2010 : Pengurus HIMA AAK
Bakti Asih Bandung
2009 – 2010 : Pengurus DKM Al-Haq Bakti Asih Bandung
2010 – 2011 : Wakil Ketua LPM STA Bakti Asih Bandung
Tips for the Iron Spade - Titanium Spade - Tits
BalasHapusOur tipster takes titanium engagement rings a titanium ring look at the titanium watch Iron Spade, its blade angle, blade width, shape, angle seiko titanium watch and ford escape titanium for sale more.
y505z6qavfk388 strap on vibrator,Rabbit Vibrators,adult sex toys,G-Spot Vibrators,wholesale sex toys,double dildos,dildos,cheap sex toys,wolf dildo h035m3xgant573
BalasHapus