Minggu, 28 Oktober 2012

Makalah KTI


PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
 Kandidiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh spesies Candida albicans, yang bersifat akut subakut. Penyakit ini terjadi diseluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai organisme saprofit. Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data penyebarannya dengan tepat. (Djuanda,2008). Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan. Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa. Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit. Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan. Sariawan oral thrush, yang disebabkan jamur Candida albicans.
Sebelumnya penelitian ini telah dilakukan oleh Abi Hakim Al-Iman tahun 2010 mengenai “Pengaruh Penambahan Sukrosa pada Media Modifikasi CMA (Corn Meal Agar) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans”, tetapi masih banyak kekurangannya seperti panjang pseudohifa yang masih belum dilakukan, masih menggunakan satu strain, dan masih menggunakan biakan murni Candida albicans. Sehingga peneliti ingin melanjutkan penelitian apa yang masih menjadi kekurangan dari penelitian sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “ Gambaran Morfologi Mikroskopik dan Makroskopik Candida albicans pada Medium CMA (Corn Meal Agar) Modifikasi ”.
1.2  Tujuan Penelitian
Membuktikan bahwa media CMA (Corn Meal Agar) modifikasi dapat digunakan untuk identifikasi jamur Candida albicans sehingga dapat digunakan sebagai media alternatif pengganti CMA (Corn Meal Agar) formula.
1.3  Tinjauan Pustaka
1.3.1        Morfologi Candida albicans






Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (Corn Meal Agar), agar tajin (Rice Cream Agar) atau agar dengan 0,1% glukosa terbentuk klamidospora terminal berdinding tebal dalam waktu 24-36 jam. (Darmani, 2001). Pada sediaan mikroskopik, Candida albicans tampak sebagai ragi lonjong, dan sel-sel bertunas, gram positif yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). (Jaweitz, 1996). Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh dalam pembenihan pada suhu 28oC - 37oC. Candida albicans membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. Unsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat. (Darmani, 2001)
1.3.2        Patogenitas dan Virulensi
Oral thrush adalah kandidiasis selaput lendir mulut, termasuk bibir, lidah, langit-langit mulut, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih yang menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang baru lahir, bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, serta pasien dengan imun lemah. Pada bayi, sumber infeksi bisa berasal dari vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu ibu yang tidak bersih. Candida albicans sebetulnya normal, dalam jumlah yang sedikit. Bila terdapat faktor predisposisi, yaitu keadaan yang menguntungkan pertumbuhan jamur tersebut, maka Candida albicans dapat menimbulkan penyakit primer atau sekunder.
1.3.3     CMA (Corn Meal Agar)
Komposisi Corn Meal Agar (CMA) formula terdiri dari 2 gram Corn Meal (berasal dari 50 gram ekstrak jagung) yang ditambah dengan 15 gram agar untuk pemakaian 1000 mL (Bridson, 1998). Prinsip Corn Meal Agar : Corn Meal mengandung Karbon, Nitrogen dan Vitamin sehingga jamur dapat tumbuh pada Corn Meal Agar, sedangkan agar berfungsi sebagai pemadat. Komposisi Corn Meal Agar modifikasi terdiri dari tepung maizena yang terbuat dari jagung sebagai sumber karbon, gula pasir sebagai karbohidrat yang menjadi sumber energi, dan agar-agar batangan sebagai pemadat.
1.3.4        Germ Tube Test
Uji pembentukan Germ tube hanya digunakan untuk mengidentifikasi spesies Candida albicans. Pada uji Germ tube media yang digunakan adalah bahan yang mengandung faktor protein, seperti putih telur, serum dan plasma. Candida albicans pada media serum akan membentuk germ tube karena pada media serum mengandung protein yang dibutuhkan sebagai stimulan sel ragi untuk merubah bentuk (Tjampakasari, 2006). Pada umumnya prosedur pemeriksaan germ tube Candida albicans yang dilaksanakan di laboratorium menggunakan serum manusia, sebagai media serum manusia diketahui mengandung protein sebanyak 7%  (Depkes, 1989).
Germ tube test dari Candida albicans tidak mempunyai rangkaian atau struktur seperti asalnya, material sel yang baru yang menyusun germ tube memperlihatkan bentuk pseudohifa yang diperoleh dari proses pertunasan blastospora (Oktari, 2007). Faktor yang mempengaruhi germ tube adalah waktu inkubasi dan suhu. (Tjampakasari, 2006).
2.1  Metode Penelitian
2.1.1        Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen yaitu adanya perlakuan terhadap sampel kemudian diukur pengaruhnya terhadap sampel.
2.1.2        Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Static Group Comparison.
2.1.3        Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah isolat primer Candida albicans dari selaput lendir mulut. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu isolat primer Candida albicans dari selaput lendir mulut 10 bayi di Pasir Gunting Cimenyan.
2.1.4        Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Lababoratorium Biologi STA Bakti Asih Bandung Jl. Padasuka Atas No.233 Bandung yang dilaksanakan pada bulan 25 Juni – 14 Juli 2011.
2.1.5        Alat, Bahan dan Metode
2.1.5.1  Alat
Cawan petri, batang pengaduk, gelas kimia 250 mL, kaki tiga, kasa asbes, neraca analitik, kaca objek, kaca penutup, mikroskop, lensa Objektif berskala, inkubator, ose tusuk, tabung reaksi, kapas steril, pH universal, jangka sorong, bunsen, erlenmeyer 250 mL, dan 500 mL, otoklaf dan kertas timbang
2.1.5.2  Bahan
Isolat primer , Corn Meal Agar (CMA), tepung maizena, Alkohol 70%, gula pasir, agar batang, LPCB (Lactophenol Cotton Blue)
2.1.5.3  Metode
Metode yang digunakan adalah mikroskopik dan makroskopik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 



Hasil Pengamatan Makroskopik
Gambar koloni Candida albicans pada media CMA formula hari ke-5

Gambar koloni Candida albicans pada media CMA modifikasi hari ke-5

3.2   Hasil pengamatan mikroskopik

Gambar pseudohifa Candida albicans pada media CMA formula
Gambar pseudohifa Candida albicans pada media CMA modifikasi

3.3  Analisis Data
Ringkasan hasil perhitungan ANOVA Two-Ways
Source of Variation
SS
Df
MS
F
P-value
F crit
Rows
4.75335
19
0.250176
5.251287
8.4932E-08
1.725029
Columns
72.70679
4
18.1767
381.5351
1.8315E-49
2.492049
Error
3.620712
76
0.047641



Total
81.08085
99





Ringkasan hasil perhitungan Uji T

Variable 1
Variable 2
Mean
443.3
433
Variance
8426.455556
15012.22
Observations
10
10
Pearson Correlation
0.87844964

Hypothesized Mean Difference
0

Df
9

t Stat
0.537037322

P(T<=t) one-tail
0.302131315

t Critical one-tail
1.833112923

P(T<=t) two-tail
0.604262631

t Critical two-tail
2.262157158


3.4  Pembahasan
Hasil dari pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, kemudian di uji secara perhitungan statistik untuk pemeriksaan makroskopis menunjukkan  bahwa  terdapat perbedaan diameter koloni Candida albicans pada  media CMA (Corn Meal Agar) modifikasi dan CMA (Corn Meal Agar)  formula, sedangkan untuk pemeriksaan mikroskopis tidak terdapat perbedaan panjang pseudohifa  Candida albicans pada media CMA (Corn Meal Agar)  modifikasi dan media CMA (Corn Meal Agar)   formula.
KESIMPILAN DAN SARAN

4.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah ditelaah maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Terdapat perbedaan diameter koloni Candida albicans pada  media CMA (Corn Meal Agar) modifikasi dan CMA (Corn Meal Agar)  formula. Sehingga media CMA formula lebih baik digunakam daripada media CMA modifikasi dalam pengukuran diameter koloni Candida albicans.
  1. Tidak terdapat perbedaan panjang pseudohifa Candida albicans pada media CMA  (Corn Meal Agar) modifikasi dengan CMA (Corn Meal Agar) formula. Sehingga media CMA modifikasi  dapat dijadikan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan pseudohifa Candida albicans.


4.2  Saran
Diharapkan adanya penelitian lanjutan agar metode ini dapat disempurnakan sehingga benar-benar dapat direkomendasikan dan dipublikasikan sebagai media alternatif. Bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan :
1.      Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan isolat primer selain selaput lendir pada lidah.
2.      Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan konsentrasi gula pasir yang ditambahkan pada CMA modifikasi selain 0,3%



DAFTAR PUSTAKA

__________. (2010). Karakteristik Candida albicans. (Online). Tersedia :
                     http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/415-karakteristik-candida-albicans (6 Februari 2011)
__________. (2010). Oral Thrush penyakit mulut pada bayi. (Online). Tersedia: http://ummukautsar.wordpress.com (30 Oktober 2011)
Al-Iman, A.H (2010). Tugas Akhir, Pengaruh Penambahan Sukrosa pada Media Modifikasi CMA (Corn Meal Agar) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans. Bandung : Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih
Arianaga, Eveline. (2008). Gambar Candida albicans. (Online). Tersedia :  http://adasidna.blogspot.com/2008/03/candidiasis-patogenesis-dan.html
( 6 Februari 2011)
Bridson,E.Y.(1998).The Oxoid Manual, edisi 8. Jakarta : PT Dipa Pharmalab Intersains
Darmani, E.H. (2001). Hubungan Antara Pemakaian AKDR dengan Kandidiasis Vagina. Jurnal Hayat.FKUSU, Sumatra Utara.
DEPKES, R.I.(1989). Hematologi. Jakarta
Djuanda, Adhi.(2008).Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5.Jakarta : FKUI
Gandsuhada, Srisari. dkk. (1998). Parasitologi Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hendrawati, Y.D. (2007). Klasifikasi Candida albicans. (Online). Tersedia : http://yosephine-dian-hendrawati-078114110 candida.pdf (21 Juli 2010) 
Jaweitz, Melnick & Adelberg.(1996). Mikrobiologi Kedokteran.Edisi-20. Jakarta : EGC

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama                            :  Viki Wardana                                                        
Jenis kelamin                 :  Laki-laki
Tempat Tanggal lahir    :  Selakau, 30 November 1989
Agama                          :  Islam
Alamat                          :  Jl. Kuala Selakau  RT 04 RW 05
                                         Kec. Selakau Kab. Sambas -
                                         Kalimantan Barat
Nomor telepon              :  085221387060
E-mail                           :  viki.wardana@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan
1996 – 2002            : SD Negeri 19 Kuala
2002 – 2005            : SMP Negeri 1 Selakau
2005 – 2008            : SMA Negeri 2 Singkawang
2008 – 2011            : STA Bakti Asih Bandung  D3 Analis Kesehatan

Pengalaman Praktek
Praktek Pengenalan Kerja di Puskesmas Muhammad Ramdan Kota Bandung
Praktek Kerja Lapangan di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon

Pengalaman Organisasi
      2009 – 2010            : Pengurus HIMA AAK Bakti Asih Bandung
      2009 – 2010            : Pengurus DKM Al-Haq Bakti Asih Bandung
      2010 – 2011            : Wakil Ketua LPM STA Bakti Asih Bandung

2 komentar: